Sejauh
apapun kau berlari
Aku
selalu ada didekatmu
Aku
tak peduli kau mengacuhkanku
Tidak
ada seorangpun yang boleh memilikimu selain aku,
Karena
kau adalah milikku.. selamanya..
You’re Mine
Hoaaam, indahnya pagi ini. Hmmm, aku harus
memulainya dari mana yaaa. Lebih baik aku mandi dulu lalu membantu ibu memasak.
Oh iya aku lupa memperkenalkan diriku, namaku Nayla Himouto. Namaku memang ada
unsur-unsur jepangnya, karena Ayahku berasal dari Jepang. Sedangkan Ibuku dari
Indonesia. Aku anak sulung dan mempunyai adik laki-laki namanya Rendy Himouto. Dia
sangat menyebalkan, tidak ada sopan-sopannya sama sekali terhadap kakaknya,
walaupun begitu aku sangat menyayanginya.
Hmmm, segarnya setelah mandi, aku merasa lebih
hidup.. hahaha. Oke, saatnya membantu ibu memasak. Tapi sebelum itu, kurang lengkap
rasanya kalau belum mengganggu Rendy. Sepertinya dia belum bangun tidur.
Aku langsung saja masuk ke kamarnya dan segera
mencabut satu bulu kemoceng yang digantung di tembok kamarnya. Aku memainkan
bulu itu di hidung, di telinga dan di telapak kakinya. Sepertinya aku berhasil
mengganggunya, buktinya dia mulai tidak nyaman dengan tidurnya. Yeeesss usahaku
berhasil.. hahaha..
“aaaaah kakak bisa tidak sih tidak menggangguku sebentar
saja, paling tidak sehariiii, oh tidak tidak tapi sebulan atau perlu selamanya,”
ucap Rendy sambil menarik selimut ke tubuhnya karena tadi aku sempat membuang
selimutnya. “ Tidak bisaaaa adikku sayaaaang, ayooo banguuun” teriakku
ditelinganya, hahaha rasakan. “ Dasar lampiiiiiiir, tidak usah teriak begitu. Iya
iya aku bangun.”
Lihat mukanya, hahaha aneh sekali setelah
telinganya ku teriaki. Eh tapi apa yang barusan dia katakan ? lampir ?
benar-benar si Rendy itu setan kecil, rupanya dia ingin mengajakku perang.
“Nayla, cepat turun bantu ibu,” ah itu suara ibu,
aku sempat lupa ingin membantu ibu masak.
“Cepat sana turun, dipanggil ibu tuh !” ucap Rendy
sambil ingin tidur lagi.
“Heeeey. Jangan tidur lagi, ayooo banguun !”
Mau tidak mau akhirnya Rendy bangun dari tempat
tidurnya karena aku menyeretnya dengan paksa, hahaha.
“Nayla, tolong bantu ibu ya belikan bahan makanan
di supermarket. Bahan makanan kita sudah hampir habis, cepat ya sayang,”
“siaaaap buuu. Ayo Ren kita berangkat,” ajakku
“Kita ? Ibu kan mintanya ke kakak saja bukan ke
aku.”
“Iya kakak tahu tapi kamu yang bawa belanjaannya,
hahaha.”
“Apa ? Aku tidak mau,” ucap Rendy dan mau pergi ke
kamarnya
“Sudahlah, ayoooo kita pergi.” Ucapku senang
sambil menyeret dia –lagi-.
#Di Jalan
“Sudahlah jangan cemberut begitu. Pagi-pagi
seperti ini pantasnya tuh ceria seperti kakak. Kalau cemberut seperti itu,
tidak ada cewek yang mau sama kamu,” ucapku sambil menyentil keningnya
“Aduuuh, bisa tidak sih tidah usah menganiaya aku.
Walaupun aku lagi sedih, cemberut, atau ceria tetap saja aku ini tampan. Memangnya
kakak, walaupun sudah ceria tetap saja tidak ada perubahannya.”
“Tetap cantik ? terimakasiiiiih,” jawabku sambil
tersenyum
“Apa ? cantik ? PD sekali kakak ini. Asal kakak
tahu, kakak tetap jelek tahuuuu bahkan saat ceria pun kakak malah menyeramkan,
hahahahaha,” ejeknya lalu berlari
“Sial. Heeey, adik macam apa kau ini !” teriakku
sambil mengejarnya
Tiba-tiba Rendy menghentikan larinya. Bagus,
berarti aku dengan mudahnya menjitak kepala dia dengan sepuasnya.. hahaha
Namun aku urungkan niatku untuk menjitak
kepalanya, karena aku melihat wajah Rendy yang tidak biasa, dia begitu terlihat
shock.
“Rendy, kamu kenapa ?” tanyaku sambil
mengguncangkan tubuhnya
“Kak, aku merasa ‘dia’ ada disini,” jawab Rendy
tanpa menghilangkan rasa shocknya.
“Dia siapa ? bicara yang jelas !” aku mulai
khawatir dengan Rendy
“Dia, setan brengsek yang telah menyakiti kakak.” Rendy
melihatku dengan tatapan khawatirnya
“Tidak mungkin dia ada disini, dia tidak tahu
keberadaan kita. Ingat, kita sudah 8 tahun pindah dari sana. Dan tidak ada yang
tahu kalau kita sudah pindah kesini. Jadinya tidak mungkin kalau dia ada disini
Ren,” ucapku meyakinkannya
“Tapi kak, aku benar-benar melihatnya. Dia berdiri
didekat tembok itu,” kata Rendy dengan menunjukkan tembok yang dia maksud
“Mungkin orang lain yang mirip dengannya. Rendy, lihat
kakak ! dia tidak mungkin menemukan kita disini,” tegasku
“Ayo cepat kita ke supermarket, nanti ibu bisa
marah kalau kita lama datangnya,” ajakku
Sementara itu, ada sesosok laki-laki dibalik
tembok yang ditunjuk Rendy tadi menampilkan seringaiannya. “Tidak sia-sia aku
mencarimu selama ini walaupun memerlukan waktu bertahun-tahun. Akhirnya aku
menemukanmu sayang.. hahaha.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar