Kamis, 17 Mei 2012

You're Mine [part 1]


Sejauh apapun kau berlari
Aku selalu ada didekatmu

Aku tak peduli kau mengacuhkanku
Tidak ada seorangpun yang boleh memilikimu selain  aku,
Karena kau adalah milikku.. selamanya..

You’re  Mine

Hoaaam, indahnya pagi ini. Hmmm, aku harus memulainya dari mana yaaa. Lebih baik aku mandi dulu lalu membantu ibu memasak. Oh iya aku lupa memperkenalkan diriku, namaku Nayla Himouto. Namaku memang ada unsur-unsur jepangnya, karena Ayahku berasal dari Jepang. Sedangkan Ibuku dari Indonesia. Aku anak sulung dan mempunyai adik laki-laki namanya Rendy Himouto. Dia sangat menyebalkan, tidak ada sopan-sopannya sama sekali terhadap kakaknya, walaupun begitu aku sangat menyayanginya.

Hmmm, segarnya setelah mandi, aku merasa lebih hidup.. hahaha. Oke, saatnya membantu ibu memasak. Tapi sebelum itu, kurang lengkap rasanya kalau belum mengganggu Rendy. Sepertinya dia belum bangun tidur.
Aku langsung saja masuk ke kamarnya dan segera mencabut satu bulu kemoceng yang digantung di tembok kamarnya. Aku memainkan bulu itu di hidung, di telinga dan di telapak kakinya. Sepertinya aku berhasil mengganggunya, buktinya dia mulai tidak nyaman dengan tidurnya. Yeeesss usahaku berhasil.. hahaha..
“aaaaah kakak bisa tidak sih tidak menggangguku sebentar saja, paling tidak sehariiii, oh tidak tidak tapi sebulan atau perlu selamanya,” ucap Rendy sambil menarik selimut ke tubuhnya karena tadi aku sempat membuang selimutnya. “ Tidak bisaaaa adikku sayaaaang, ayooo banguuun” teriakku ditelinganya, hahaha rasakan. “ Dasar lampiiiiiiir, tidak usah teriak begitu. Iya iya aku bangun.”
Lihat mukanya, hahaha aneh sekali setelah telinganya ku teriaki. Eh tapi apa yang barusan dia katakan ? lampir ? benar-benar si Rendy itu setan kecil, rupanya dia ingin mengajakku perang.

“Nayla, cepat turun bantu ibu,” ah itu suara ibu, aku sempat lupa ingin membantu ibu masak.
“Cepat sana turun, dipanggil ibu tuh !” ucap Rendy sambil ingin tidur lagi.
“Heeeey. Jangan tidur lagi, ayooo banguun !”
Mau tidak mau akhirnya Rendy bangun dari tempat tidurnya karena aku menyeretnya dengan paksa, hahaha.

“Nayla, tolong bantu ibu ya belikan bahan makanan di supermarket. Bahan makanan kita sudah hampir habis, cepat ya sayang,”
“siaaaap buuu. Ayo Ren kita berangkat,” ajakku
“Kita ? Ibu kan mintanya ke kakak saja bukan ke aku.”
“Iya kakak tahu tapi kamu yang bawa belanjaannya, hahaha.”
“Apa ? Aku tidak mau,” ucap Rendy dan mau pergi ke kamarnya
“Sudahlah, ayoooo kita pergi.” Ucapku senang sambil menyeret dia –lagi-.

#Di Jalan

“Sudahlah jangan cemberut begitu. Pagi-pagi seperti ini pantasnya tuh ceria seperti kakak. Kalau cemberut seperti itu, tidak ada cewek yang mau sama kamu,” ucapku sambil menyentil keningnya
“Aduuuh, bisa tidak sih tidah usah menganiaya aku. Walaupun aku lagi sedih, cemberut, atau ceria tetap saja aku ini tampan. Memangnya kakak, walaupun sudah ceria tetap saja tidak ada perubahannya.”
“Tetap cantik ? terimakasiiiiih,” jawabku sambil tersenyum
“Apa ? cantik ? PD sekali kakak ini. Asal kakak tahu, kakak tetap jelek tahuuuu bahkan saat ceria pun kakak malah menyeramkan, hahahahaha,” ejeknya lalu berlari
“Sial. Heeey, adik macam apa kau ini !” teriakku sambil mengejarnya


Tiba-tiba Rendy menghentikan larinya. Bagus, berarti aku dengan mudahnya menjitak kepala dia dengan sepuasnya.. hahaha
Namun aku urungkan niatku untuk menjitak kepalanya, karena aku melihat wajah Rendy yang tidak biasa, dia begitu terlihat shock.
“Rendy, kamu kenapa ?” tanyaku sambil mengguncangkan tubuhnya
“Kak, aku merasa ‘dia’ ada disini,” jawab Rendy tanpa menghilangkan rasa shocknya.
“Dia siapa ? bicara yang jelas !” aku mulai khawatir dengan Rendy
“Dia, setan brengsek yang telah menyakiti kakak.” Rendy melihatku dengan tatapan khawatirnya
“Tidak mungkin dia ada disini, dia tidak tahu keberadaan kita. Ingat, kita sudah 8 tahun pindah dari sana. Dan tidak ada yang tahu kalau kita sudah pindah kesini. Jadinya tidak mungkin kalau dia ada disini Ren,” ucapku meyakinkannya
“Tapi kak, aku benar-benar melihatnya. Dia berdiri didekat tembok itu,” kata Rendy dengan menunjukkan tembok yang dia maksud
“Mungkin orang lain yang mirip dengannya. Rendy, lihat kakak ! dia tidak mungkin menemukan kita disini,” tegasku
“Ayo cepat kita ke supermarket, nanti ibu bisa marah kalau kita lama datangnya,” ajakku


Sementara itu, ada sesosok laki-laki dibalik tembok yang ditunjuk Rendy tadi menampilkan seringaiannya. “Tidak sia-sia aku mencarimu selama ini walaupun memerlukan waktu bertahun-tahun. Akhirnya aku menemukanmu sayang.. hahaha.”